1. Energi Matahari
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai photovoltaics.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit [[bumi], kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering.Tenaga surya dapat digunakan untuk:
1. menghasilkan listrik menggunakan sel surya
2. menghasilkan listrik menggunakan pembangkit tenaga panas surya
3. menghasilkan listrik menggunakan menara surya
4. memanaskan gedung, secara langsung
5. memanaskan gedung, melalui pompa panas
6. memanaskan makanan, menggunakan oven surya
2. PLTGU
PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara) menjadi energi listrik yang bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling)Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya. Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan dalm kompresor dengan melalui air filter / penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak. turbin uap.
Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi jika menggunakan BBM harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan listrik.
Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubang udara pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan dari ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah motor yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.
Sebagai contoh : Pembangunan Proyek Nasional Serbaguna Jatiluhur yang meliputi Waduk/ Bendungan Utama dan Pembangkit Listri Tenaga Air (PLTA) serta sarana sistem pengairannya dinyatakan selesai pada tahun 1967. Proyek Serbaguna Jatiluhur merupakan Tahap I dari Pengembangan Sumberdaya Air di Wilayah Sungai Citarum dengan tujuan utama meningkatkan produksi bahan pangan nasional yaitu beras. Untuk mengenang jasa salah satu putra terbaik bangsa Indonesia Bendungan dan PLTA Jatiluhur diresmikan dengan nama Ir. H. Djuanda.
PLTA Mocro Hidro alternatip sumber energi Air(foto Ist) pada saat ini proses pembangunan PLTA micro hydro hampir selesai dilaksanakan atau sudah mencapai 95%. Dimana kegiatan pembangunan PLTA micro hydro ini atas inisiasi dari masyarakat melalui wadah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dibentuk oleh masyarakat secara demokratis melalui pendampingan PNPM P2KP di Desa Gema Kecamatan Simpang Dua. Dana kegiatan pembangunan PLTA micro hydro ini bersumber dari dana BLM P2KP sebesar Rp.60.200.000 dari data (Sistem Infomasi Manajemen) P2KP yang dikuncurkan kepada masyarakat melalui BKM dan itupun adalah hanya merupakan dana stimulan selebihnya adalah dana masyarakat atau swadaya masyarakat dan ditambah bantuan dari dana APBD Kabupaten Ketapang. Gambar di samping adalah rumah kincir dan di bawah adalah Generat0r.
Dan kapasitas atau debit air yang ada setelah dilakukan analisa dan kajian oleh masyarakat sendiri melalui proses pemetaan swadaya (PS) akan dapat menerangi seluruh rumah warga dan fasilitas umum yang ada di desa Gema Kecamatan Simpang Dua tersebut. Pengelolaan PLTA Micro hydro ini akan dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui BKM yang bekerjasama dengan pemerintahan desa serta lembaga-lembaga yang ada di desa Gema. Pada intinya masyarakat sangat terbantu dengan adanya PLTA micro hydro ini walaupun sampai dengan hari ini baru dapat menerangi fasilitas umum dan BKM telah melakukan pendataan kepada warga yang akan mendaptar dan akan dilakukan penambahan generator sehingga daya menjadi tinggi untuk dapat menerangi seluruh rumah desa Gema.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Minggu, 02 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar