Rabu, 09 September 2009

Memetik Manfaat Ragam Puasa...


Puasa Senin Kamis hanya salah satu dari banyak jenis atau cara berpuasa yang dijalani oleh warga masyarakat kita, antara lain masyarakat tradisional Jawa. Pernak-perniknya mungkin berbeda-beda, namun esensinya sama, yaitu berlatih untuk menemukan diri sejati, sekaligus memberi manfaat sehat. Mana yang paling pas untuk Anda?

Berikut ini beberapa jenis puasa yang dikenal dan sering dilakukan oleh masyarakat kita. Mungkin beberapa di antaranya juga cocok dan baik untuk Anda jalankan.

Puasa Mutih
Puasa mutih bukan berarti makan dan minum apa pun serba putih, seperti susu, nasi, mpek-mpek, bihun. Yang benar adalah bahwa ketika menjalani puasa ini orang hanya diperkenankan makan nasi putih dan minum air saja, selama 24 jam sehari. Biasanya puasa dimulai pukul 18.00 dan diakhiri pada pukul 18.00 keesokan harinya.

Ada dua cara menjalaninya. Yang pertama ialah boleh makan dan minum beberapa kali sehari sesuai waktu makan. Cara kedua adalah hanya makan satu kali pada saat berbuka puasa; dan berlanjut hingga saat bangun tidur di hari kedua baru kembali makan dan minum seperti biasa.

Puasa mutih ini biasanya dlakukan sesuai hari lahir. Hari lahir ini bisa dalam arti sesuai hari weton (40 hari sekali) atau seminggu sekali mengikuti hari saja. Ada yang melakukannya satu hari, tiga hari, tujuh hari, bahkan sampai 40 hari. Artinya, selama itu hanya makan nasi putih dan air saja.

Dalam konsep puasa tradisional ini tidak dikenal istilah makan sahur. Jadi, makan hanya dilakukan petang hari, ditambah malam sebelum tidur.

Puasa Ngrowot
Ini adalah jenis puasa dengan cara hanya makan umbi-umbian plus minum air putih saja selama 24 jam sehari. Puasa biasanya dimulai petang hari hingga petang hari lagi, dan tidak memerlukan sahur; sama dengan puasa mutih.

Biasanya umbi-umbian yang dimakan adalah singkong, ketela, ubi, kentang, termasuk jagung yang direbus atau dikukus tanpa tambahan garam maupun bahan-bahan lainnya.

Menjalani puasa ini jauh lebih ringan dibanding puasa mutih karena masih dapat merasakan aneka bahan pangan. Dengan demikian, biasanya orang bisa mengonsumsi makanan lebih banyak, dibanding kalau hanya makan nasi putih saja. Namun, bagi mereka yang tidak menyukai umbi-umbian, puasa ngrowot ini akan dirasakan cukup berat.

Puasa ngrowot juga dilakukan dengan dua cara, tergantung kebiasaan masing-masing orang, yaitu selama 24 jam tidak makan dan minum apa pun sampai waktunya berbuka, setelah berbuka juga tetap hanya makan umbi-umbian dan air putih sampai bangun tidur di hari kedua.

Puasa Nganyep
Puasa nganyep minp puasa ngrowot, yaitu hanya makan makanan serba direbus atau dikukus. Bedanya dengan puasa ngrowot adalah bahan pangan yang dimakan tidak hanya umbi-umbian, melainkan dapat ditambah sayuran dan tempe rebus atau kukus. Sesuai dengan namanya, yaitu nganyep, semua bahan yang dimakan tidak mendapat tambahan bumbu apa pun, termasuk garam.

Puasa nganyep juga dijalankan seperti puasa yang lain, yaitu dimulai pada petang hari dan diakhiri petang hari pula, sekitar pukul 18.00 hingga 18.00 hari berikutnya. Untuk puasa selama 24 jam sehari itu juga tidak diperlukan sahur. Anda bisa memilih sepanjang 24 jam itu hanya makan dan minum setelah berbuka dan bangun tidur keesokan harinya baru makan dan minum seperti biasa. Atau, Anda bisa tetap makan dan minum seperti biasa, tapi makanan dan minuman yang disesuaikan.

Puasa Nyodot
Puasa nyodot yang dimaksudkan adalah menirukan cara codot (kalong) makan, yaitu hanya buah-buahan segar saja ditambah air putih, tanpa tambahan apa pun. Puasa bisa dilakukan sejak petang hari sehari sebelumnya hingga petang keesokan harinya, tanpa sahur karena yang menjalani bisa makan dan minum kapan saja sepanjang hanya buah segar dan air. Puasa jenis ini sangat menyenangkan karena biasanya tidak begitu merasakan kelaparan dan kehausan.

Puasa Ngebleng
Ini adalah jenis puasa lengkap. Yang bersangkutan hanya tinggal di dalam kamar tanpa penerangan sama-sekali, tidak makan maupun minum, bahkan tidak tidur, tidak berbicara, dan tidak mandi.

Jadi apa yang dilakukan di dalam kamar? Hanya melakukan perenungan, berdoa dan terhubung selalu dengan Tuhan Yang Maha Esa. Lamanya puasa bisa sehari, tiga hari atau tujuh hari jika sanggup.

Puasa Rabu Sabtu
Puasa pada hari Rabu Sabtu relatif kurang dikenal dibanding puasa Senin Kamis. Ada pendapat yang diturunkan oleh para sesepuh, bahwa puasa Senin Kamis tidak tepat dilakukan oleh mereka yang belum menikah karena konon kelak dapat menyebabkan gemuk. Karena itu, puasa Rabu Sabtu lebih disarankan untuk dilakukan oleh para gadis dan jejaka.

Puasa Nabi Daud
Ini adalah jenis puasa mengikuti cara Nabi Daud, yaitu sehari puasa dan sehari tidak puasa. Ada yang pakai makan sahur, tapi sebagian orang juga tidak merasa perlu makan sahur.

Puasa Senin Kamis
Puasa ini banyak dilakukan oleh masyarakat kita. Puasa Senin Kamis biasanya dimulai pada saat magrib Minggu petang diakhiri pada magrib Senin petang. Dilanjutkan pada saat magrib Rabu petang diakhiri magrib Kamis petang.

Untuk puasa Senin Kamis ini ada yang memakai makan sahur, tapi ada juga yang tidak makan sahur, tergantung pada kebiasaan atau keyakinan masing-masing. Mana yang lebih baik dan lebih benar? Tidak ada yang lebih, karena semuanya benar dan baik.

Puasa Ngapit Weton
Yang dimaksud ngapit weton adalah mengapit hari lahir. Contohnya, lahir hari Senin Pon, maka puasa dimulai pada petang hari Sabtu Legi dan berakhir pada petang hari Selasa Wage. Puasa jenis ini biasanya dilakukan lebih sebulan sekali, sesuai hari pasaran. Bagaimana cara puasanya? Ada yang makan dan minum biasa saat berbuka, tapi ada yang menggunakan cara puasa mutih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...